REAKTIFNEWS.COM, SINGKAWANG – Pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kota Singkawang 2024 yang akan dilangsungkan pada 27 November 2024 berpotensi cukup sengit. Alhasil segenap kandidat mulai putar otak untuk memenangkan kompetisi sekaligus mencari cara meraup dukungan dari sejumlah 169.951 pemilih jika mengacu pada Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang disahkan oleh KPU Singkawang pada Rabu (21/6/2023) lalu.
Walaupun KPU Singkawang hingga saat ini belum menetapkan secara resmi pasangan calon (paslon) calon walikota (cawako) dan calon wakil walikota (cawawako) pada gelaran Pilkada Singkawang, setidaknya mulai menyita perhatian dari masyarakat serta partai politik.
Sebagaimana diketahui popularitas para kandidat dalam panggung Pilkada merupakan permainan pencitraan yang tentu saja menjadi hal terpenting dalam meningkatkan elektabilitas. Berhasil memoles pencitraan bakal menang, sementara kandidat yang cuek soal pentingnya popularitas dan elektabilitas sudah pasti kalah.
Potensi Menang, Pilkada Singkawang 2007 hingga 2017
Sebagai informasi, pada Pilkada Singkawang 2007 terdapat lima paslon dan tanpa ada calon perseorangan (independen) yang berakhir dengan perolehan tertinggi berkisar 41,8% yakni pasangan Hasan Karman-Edy R Yacob.
Pada gelaran Pilkada Singkawang 2012 terterdapat empat paslon dan lagi-lagi tanpa ada calon perseorangan (independen) yang berakhir dengan perolehan tertinggi 45,50% yakni pasangan Awang Ishak-Abdul Muthalib, merujuk pada Keputusan Mahkamah Konstitusi RI Nomor 69/PHPU.D-X/2012.
Namun berbeda dengan Pilkada 2017 dengan empat paslon dan satu diantaranya merupakan paslon independen dengan perolehan tertinggi berkisar 42,6% yakni pasangan Tjhai Chui Mie dan Irwan.
Sementara pada Pilkada Singkawang 2024 nanti, secara umum persentase kemenangan juga diyakini tidak jauh terpaut dari periode Pilkada Singkawang di atas sejak 2007 silam. Walaupun syarat kemenangan mutlak sesungguhnya yakni mengacu pada jumlah suara lebih dari 50 persen suara masuk.
Pilkada dan Pileg Beda Situasi
Perbedaan ketertarikan masyarakat terhadap pilkada dan pileg nyatanya hingga saat ini masih menjadi fenomena tersendiri ditengah masyarakat maupun Partai Politik serta paslon yang nantinya diusung dan bergerak ketengah masyarakat.
Faktanya, khusus untuk kalangan masyarakat Kota Singkawang justru diskusi tentang Pilkada dari waktu ke waktu lebih menarik dibanding pileg itu sendiri dengan persaingan di Pilkada akan jauh lebih sengit pastinya . (TIM-RN)
Editor: Topan
Research: Newsroom Reaktifnews