Bike to Work, Solusi Hemat Energi dan Ramah Lingkungan

by -749 views
jokowi dan anthony albanese
Presiden Joko Widodo saat bersepeda bersama Perdana Menteri Australia Anthony Albanese di Kebun raya Bogor (Dok. Boro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden)

REAKTIFNEWS.COM, Singkawang Kota – Berangkat kerja dengan bersepeda, atau istilah kerennya Bike to Work masih belum lazim dilakukan di Indonesia, termasuk pula masih sangat minim di Kota Singkawang.

Mengapa mayoritas orang tidak menggunakan sepeda ketika berangkat kerja, atau melakukan perjalan pendek. Berikut REAKTIFNEWS simpulkan beberapa alasan klasik tersebut dari beberapa sumber, antara lain:

1. Karena waktu

Waktu adalah uang, berangkat kerja dengan bersepeda tentu lebih lama di perjalanan. Aktivitas yang padat dan disiplin tinggi menuntut orang untuk cepat dalam menempuh perjalanan. Tapi jika tempat kerja tidak seberapa jauh dan memungkinkan jika ditempuh dengan bersepeda, alangkah lebih baik dan mulia jika pergi kerja mengendarai sepeda. Disamping itu juga dapat mengurangi penggunaan BBM yang harganya kian melambung serta jumlahnya kian langka.

Jika sebagian besar pejabat, pekerja dan masyarakat menggunakan sepeda, sudah berapa ribu liter bensin dapat dihemat? Sehari, seminggu, sebulan bahkan selama satu tahun? Tentu akan besar sekali penghematan yang dapat dilakukan dan sekaligus mengurangi polusi udara. Masalah disiplin bisa diatasi dengan berangkat lebih pagi, disamping untuk disiplin, bangun lebih pagi tentu lebih menyehatkan.

2. Mudah Lelah

Menggenjot sepeda tentu memerlukan energi lebih banyak, dibandingkan jika hanya duduk manis menyetir mobil atau mengendarai motor. Apalagi jika dilakukan setiap hari dan jarak rumah dengan tempat kerja lumayan jauh. Sesampai di tempat kerja malah kelelahan dan keringatan. Sangat tidak enak serta dapat mengganggu aktivitas kerja.

Ingat, bahwa makanan yang kita makan harus dibakar di dalam tubuh untuk menghasilkan energi. Proses pembakaran makanan juga mampu menggelontor lemak tubuh yang tidak berguna dan tidak kita inginkan, misalnya karena kegemukan (obesitas). Tidak semua makanan dalam tubuh dapat dibakar habis oleh proses metabolisme. Akhirnya, kelebihan makanan menimbulkan lemak yang disimpan di balik kulit tubuh, dekat jantung, pinggul maupun perut. Jika kelebihan lemak ini dibiarkan terus menerus dalam jangka waktu lama, dampaknya akan berbahaya.

Berbagai sumber menyebut, tiap orang memerlukan sejumlah lemak tubuh untuk menyimpan energi, sebagai penyekat panas, penyerap guncangan dan fungsi lainnya. Rata-rata wanita memiliki lemak tubuh yang lebih banyak dibandingkan pria. Perbandingan yang normal antara lemak tubuh dengan berat badan adalah sekitar 25-30% pada wanita dan 18-23% pada pria. Jika jumlah lemak lebih dari ketentuan tersebut, maka disebut obesitas atau kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak tubuh yang berlebihan.

Perlu diketahui, bahwa obesitas bukan hanya tidak enak dipandang mata tetapi merupakan dilema kesehatan yang mengerikan. Obesitas secara langsung berbahaya bagi kesehatan seseorang. Obesitas meningkatkan resiko terjadinya sejumlah penyakit menahun seperti: Diabetes tipe 2 (timbul pada masa dewasa), tekanan darah tinggi (hipertensi), Stroke, Serangan jantung (infark miokardium), Gagal jantung, Kanker (jenis kanker tertentu, misalnya kanker prostat dan kanker usus besar), Batu kandung empedu, batu kandung kemih dan penyakit berbahaya lainnya.

Salah satu solusi untuk mengurangi atau mencegah obesitas adalah dengan bersepeda! Bersepeda akan membakar energi dari makanan yang kita konsumsi. Bahkan menurut pakar kesehatan, hanya dengan 15 menit bersepeda dari rumah ke kantor kita 5 – 6 kali dalam seminggu, kita telah berhasil mengurangi berat badan kita 11 pounds dalam satu tahun.

Lagipula, dengan bersepeda tiap hari akan melatih nafas kita untuk bernafas lebih panjang di bandingkan dengan orang yang tidak bersepeda, bersepeda lebih efektif dibandingkan dengan senam Aerobic dan lebih mengasikan. Bersepeda merupakan salah satu bentuk olah raga yang paling efektif dan murah untuk mencapai kesehatan yang mahal harganya. Hasil penelitian menyebut, bersepeda dalam jarak yang pendek dan sering dilakukan akan mengurangi kematian kurang lebih 22%.

3. Faktor Gengsi

Gengsi atau malu dianggap “miskin” merupakan faktor terbesar yang menyebabkan orang enggan menggunakan sepeda. Malu dianggap ngirit, karena BBM lagi naik atau bahkan malu dianggap tidak punya motor. Sebenarnya alasan ini kurang tepat. Menggunakan sepeda tidak ada hubungannya dengan tingkat ekonomi seseorang.

Bahkan zaman sekarang, bersepada bukan lambang dari ekonomi rendah. Di Jepang dan China, orang-orang kaya justru sering melintasi jalan dengan bersepeda ria bersama kawan-kawannya. Kaum pekerja kantoran pun ramai-ramai menggunakan sepeda ketika pergi ke tempat kerjanya yang diketahui bukan dari golongan “miskin”, tapi orang-orang papan atas dan pejabat negara yang “peduli” terhadap kesehatan dan lingkungan.

Mengagumkan jika ada pejabat negara yang seperti itu! Tidak sekedar menghimbau/memerintah untuk hemat BBM dan melestarikan lingkungan, tapi mau memberikan contoh langsung dengan dirinya sendiri.

Bersepeda adalah tindakan terpuji dan mulia. Bukan karena kita “miskin” atau sekedar untuk mengurangi uang saku, namun hal ini karena kepedulian terhadap lingkungan yang kian hari semakin tercemar oleh asap kendaraan bermotor sekaligus sebagai solusi hemat energi. Mengingat krisis energi dewasa ini semakin kritis, sementara penemuan serta penerapan energi baru dan terbarukan masih terbatas.

Mari, kita semua budayakan berangkat kerja dengan bersepeda alias “Bike to Work”. Tidak harus setiap hari, minimal seminggu sekali atau dua kali asal dilakukan rutin dan berkelanjuatan, Insya Allah sudah cukup berarti.

Semoga apa yang kita lakukan dengan niat baik akan menjadi contoh nyata serta bagian dari tujuan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang merupakan upaya untuk memperkuat budaya seseorang, kelompok maupun masyarakat agar peduli dan mengutamakan kesehatan serta bermanfaat untuk turut serta menjaga kelestarian lingkungan. Amin! (Yud/Top/RN)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.