Bimtek GRATIEKS Singkawang, Dorong Peningkatan Ekspor Komoditas Pertanian

by -840 views
Bimtek program GRATIEKS di Kota Singkawang.
Bimtek GRATIEKS di Singkawang, (3/10). Upaya mendorong peningkatan ekspor komoditas pertanian. (Foto: Kris)

REAKTIFNEWS.COM, Singkawang Kota – Rangkaian bimbingan teknis (Bimtek) program Akselerasi Ekspor Komoditas Pertanian Kepada Petani dan Calon Eksportir Milenial Dalam Rangka Pencapaian Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor (GRATIEKS) di Kota Singkawang yang secara resmi dibuka oleh Sekretaris Daerah Kota Singkawang Drs. H. Sumastro, M.Si., Senin (03/10/2022), mendapat apresiasi postif para pesertanya di Hotel Dangau Resort Singkawang.

Guna menyukseskan program GRATIEKS di Kalimantan Barat dan khususnya di Kota Singkawang, Kementan bersama dengan seluruh entitas terus melakukan penguatan sinergi baik dengan dinas dalam menggali potensi ekspor Kabupaten/kota juga dengan komunitas pelabuhan dalam mempermudah layanan.

Diantara pihak yang turut serta dalam Bimtek yakni Dewan Usaha Kecil dan Menengah (Dewan UKM) Kota Singkawang , KRISTIANUS, S.H., menyebut bahwa pihaknya memberikan apresiasi kepada Kementan yang sudah memetakan komoditas prioritas dan akan dikawal menjadi komoditas ekspor baru.

“Informasi serta bimtek ini diharapkan dapat menjadi landasan kebijakan pembangunan pertanian di Singkawang khususnya dan Kalbar umumnya terkait sentra-sentra komoditas berorientasi ekspor,” jelas Kristianus, S.H., selaku Wakil Ketua Dewan UKM Kota Singkawang sekaligus diantara pelaku UKM di Singkawang ini.

Kristianus jua berharap Pemkot Singkawang melalui dinas-dinas terkait selalu up-date dalam mengkaji potensi serta menyediakan pelaku usaha regulasi yang berpihak pada pengembangan agribisnis setempat, khususnya kepada pelaku UMKM dan para petani.

Di tempat yang sama, Libert Yonas, anggota KADIN sekaligus seorang pengusaha muda Singkawang menyebut para UKM di Singkawang khususnya dapat lebih maju dan berkembang sejajar dengan UKM lain di tanah air yang telah mampu mengekspor produk-produk lokal mereka.

“Secara pribadi dan selaku anggota KADIN Singkawang saya mengapresiasi Bimtek ini. Sejauh ini kita juga pernah ekspor ke Jerman dan paling besarnya ke Rusia dan pada Desember tahun kemarin kita ekspor ke Cina,” ujar Yonas.

Lanjutnya, ekspor yang dimaksud lebih diakuinya merupakan komoditas perkebunan dan dalam hal ini pihaknya juga turut didukung oleh Pemkot Singkawang.

“Kita ekspor produk Bajakah. Bersyukur pula produk kita ini diminati negara luar dan pemkot Singkawang juga turut membantu diantara mesin pengolahan,” jelasnya.

Sementara itu Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C Sintete, Nur Cahyo, kepada REAKTIFNEWS menuturkan bahwa sejauh ini ekspor dari pelabuhan Sintete diakuinya cukup banyak dan utamanya dari Kabupaten Sambas yang diantaranya meliputi hasil pertanian, perkebunan serta perikanan.

“Pelabuhan Sintete lumayan banyak melayani ekspor produk-produk lokal kita, utamanya dari Sambas. Misalnya makanan kering, buah-buahan seperti nanas, petai, durian juga ada,” terangnya.

Nur Cahyo menilai soal masih adanya kendala ekspor produk-produk lokal ini antara lain menyangkut soal legalitas ekspor dari produk-produk dimaksud. “Hambatan biasanya soal urusan legalitas mereka. Kalau kami di bea cukai kan pada prinsipnya selaku alur terakhir asal lengkap persyaratan ekspornya itu kita juga gak ada masalah,” jelas Nur Cahyo.

Disinggung tentang masih ditemukannya beberapa produk rokok beserta pita cukai yang tidak sesuai di pasaran, Nur Cahyo mengatakan agar dapat melaporkan hal tersebut kepada pihak Bea dan Cukai khususnya melalui Seksi Penindakan dan Penyidikan Narkoba.

Ia juga berharap informasi dari masyarakat untuk hal dimaksud dan sampai saat ini juga tetap melakukan kerjasama dengan segenap pihak termasuk dengan pemerintah daerah.

“Soal masih ditemukannya beragam rokok ilegal ini, laporan dan informasi masyarakat memang sangat kami harapkan. Hingga saat ini pun kami juga terus bersinergi dengan aparat terkait termasuk dengan pemda soal pemberantasan produk-produk ilegal dimaksud,” tutur Cahyo.

Dikesempatan yang sama, Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Daniel Johan menuturkan kepada REAKTIFNEWS bahwa sudah saatnya ada penguatan hilirisasi dari komoditas yang diproduksi petani sehingga mampu menguasai industri pangan.

“Kita mendorong agar diperkuatnya hilirisasi bagi petani maupun nelayan di Indonesia agar dapat menguasai industri pangan. Karena itu menjadi jalan yang sangat efektif untuk meningkatkan pendapatan dan daya beli masyarakat,” ungkap Daniel.

Daniel menyampaikan potensi sumber daya alam Indonesia sangat melimpah. Karena itu ia yakin Indonesia dapat menjadi kekuatan pangan dunia jika bahan baku dapat diolah sehingga memiliki nilai tambah bagi perekonomian nasional.

Politisi PKB ini berharap ke depan pemerintah Singkawang agar lebih fokus dan meyakini hilirisasi untuk membangun industri pangan saat ini dan lima tahun ke depan, tentu dengan membangun sumber daya manusia sekaligus.

“Kita juga mendorong agar pemerintah men-support industri pangan baik dalam segi pendanaan, peralatan serta kebutuhan lainnya yang mampu meningkatkan nilai produksi,” pungkas Daniel Johan. (Yudi/Topan)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.