BMKG Sudah Peringatkan, Ini Efek Kemarau Ekstrem di Kota Singkawang

by -1,404 views
krisis air di intake pdam singkawang akibat kemarau panjang
Pasokan air baku sumber air di beberapa intake milik Perumda Air Minum Gunung Poteng (AMGP) berkurang akibat kemarau panjang. (top/RN)

Singkawang, REAKTIFNEWS.COM

Musim kemarau yang masih terjadi pada sejumlah daerah di Kalimantan Barat umumnya dan Kota Singkawang khususnya turut berpengaruh pada penyusutan debit sumber mata air, air tanah, dan air permukaan. Termasuk makin berkurangnya sumber air baku disejumlah intake milik Perumda Air Minum Gunung Poteng (AMGP) Singkawang.

Direktur Perumda Air Minum Gunung Poteng (AMGP) Singkawang, Suriandi menyatakan saat ini pihaknya terkendala dalam mendistribusikan air bersih kepada pelanggan karena beberapa sumber air baku pegunungan mengalami kekeringan akibat musim kemarau saat ini.

“Yang mengalami kekeringan itu sumber air baku pegunungan di Eria, Tirtayasa dan Hangmuy,” ujar Suriandi, Senin (28/8/2023) lalu.

Menurutnya, bila sumber air baku pegunungan habis atau kering, maka secara otomatis pengolahan maupun pendistribusian air juga menjadi terhambat. Untuk Singkawang, sumber air baku yang paling baik adalah Sungai Semelagi.

“Di Semelagi ada IPA sebanyak 200 liter per detik yang meliputi IPA 50 liter per detik diolah di Semelagi untuk melayani pendistribusian air di zona utara dan IPA 150 liter per detik diolah di Roban untuk melayani pendistribusian air di zona barat dan selatan,” ujarnya.

Mengingat sekarang ini musim kemarau, maka sumber air baku untuk zona tengah dan sebagian barat sudah mengalami kekeringan, maka dibuatlah kebijakan untuk membagi jumlah air baku Semelagi yang diolah di Roban untuk IPA III dibagi sedikit ke IPA II.

“Dengan harapan supaya pengolahan air bisa maksimal khususnya di IPA II. Dan air bersihnya bisa disalurkan ke zona tengah yang meliputi Roban, Perumnas, Condong, Sekip Lama dan Kampung Jawa,” katanya.

Suriandi berharap kebijakan yang dibuat dapat menjawab berbagai keluhan dari konsumen khususnya dalam mencari beragam solusi di musim kemarau sekarang ini.

Sebelumnya, BMKG menyebut Wilayah Indonesia yang memasuki musim kemarau kini bertambah. Dari sebelumnya hasil monitoring Badan Meteorologi, Klimatolog, dan Geofisika hingga pertengahan bulan Juli 2023, tercatat 63% wilayah Indonesia sudah masuk musim kemarau.

“Pada awal Agustus 2023 ini sudah sebanyak 69% wilayah Indonesia masuk musim kemarau,” demikian dikutip dari unggahan akun Instagram resmi BMKG, Senin (14/8) lalu.

“Wilayah yang sedang mengalami musim kemarau meliputi Aceh, Sumatra Utara, sebagian besar Riau, sebagian besar Sumatra Barat, sebagian Bengkulu, sebagian besar Sumatra Selatan, Kepulauan Bangka Belitung bagian selatan, Lampung, Banten, DKI Jakarta, sebagian besar Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Barat bagian selatan, Kalimantan Tengah bagian selatan, Kalimantan Selatan, Sebagian besar Kalimantan Timur, sebagian Sulawesi Utara, sebagian Gorontalo, Sulawesi Tengah bagian utara, sebagian Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara bagian selatan, sebagian Maluku Utara, Sebagian Papua Barat dan sebagian Papua bagian selatan,” tulis BMKG. (topan)

No More Posts Available.

No more pages to load.