Singkawang, ReaktifNews.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Singkawang hingga Minggu, 13 November 2022 secara resmi masih belum menyebutkan secara rinci kerugian yang ditimbulkan akibat bencana banjir di wilayah Singkawang, Kalimantan Barat.
Keluhan warga Singkawang yang terdampak banjir mengemuka. Antara lain warga perumahan Villa Permata Singkawang Selatan misalnya, ikut mengeluh banjir yang menerjang pemukiman mereka beberapa hari lalu. Salah satu warga, Susi Wu, begitu kesal dengan genangan air yang cukup parah tersebut.
“Dasar sialan, bodoh benar bikin susah rakyat saja. Hebat apanya? Hebat monyet!” ujar Susi Wu.
Dimikian halnya banjir juga dialami warga BTN di kawasan jalan Ratu Sepudak Sungai Garam, Kota Singkawang. Bahkan, banjir di Singkawang juga turut menggerus beberapa fasilitas umum seperti rumah sakit, sekolah-sekolah, perkantoran hingga beberapa ruas jalan ikut mengalami kerusakan.
“Saya melihat potensi banjir masih akan berulang di beberapa wilayah. Anehnya lagi sekarang begitu hujan begitu mudah banjir, tidak seperti dulu. Jangan tanya saya soal solusi, justru pemkot yang cari solusi, itulah fungsinya mereka digaji,” tutur Ridha Wahyudi, mantan anggota DPRD Singkawang.
Sebagaimana diketahui, masalah banjir dihadapi hampir diseluruh negara diseluruh dunia. Berbagai studi juga telah dilakukan untuk menangani banjir tersebut, namun realisasinya selama ini hanya dilakukan secara parsial. Dan kejadian banjir merupakan kejadian alam yang dapat terjadi setiap saat yang mengakibatkan kerugian jiwa, harta dan benda.
Kejadian banjir tidak dapat dicegah, namun hanya dapat dikendalikan dan dikurangi dampak kerugian yang diakibatkan. Karena datangnya relatif cepat, untuk mengurangi kerugiannya akibat bencana tersebut perlu dipersiapkan penanganan secara cepat, tepat dan terpadu.
Bencana alam terutama berdampak buruk pada kondisi kehidupan, kinerja ekonomi, layanan dan aset lingkungan di negara-negara atau kawasan yang terkena bencana. Konsekuensinya berlangsung lama dan mungkin dampak buruk pada struktur ekonomi, struktur sosial, dan kondisi lingkungan tidak bisa kembali seperti semula.
Editor | Redaksi
