REAKTIFNEWS.COM, – Sejak awal Agustus, Bahlil Lahadalia dan Agus Gumiwang Kartasasmita makin gencar bergerilya untuk mempercepat pelaksanaan musyawarah nasional Partai Golkar.
Mereka menggalang dukungan pengurus inti DPP Golkar hingga pengurus daerah. Sejumlah politikus senior partai beringin juga dibujuk agar mendukung agenda tersebut.
Airlangga Hartarto sudah mengetahui manuver Bahlil dan Agus serta sejumlah pengurus Golkar itu. Ketua Umum Partai Golkar ini lantas berusaha melobi pengurus senior Golkar serta menghalau manuver di daerah. Tapi upaya Airlangga tak berhasil.
Menteri Koordinator Perekonomian tersebut makin terpojok setelah menerima surat panggilan sebagai saksi kasus izin korupsi ekspor minyak sawit mentah dari Kejaksaan Agung, akhir pekan lalu. Surat panggilan itu yang diduga membuat Airlangga terpaksa mundur dari jabatan Ketua Umum Partai Golkar.
Selama 12 jam, jaksa memeriksa Ketua Umum Partai Golkar itu di Gedung Bundar, kantor Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus, pada Senin, 24 Juli lalu. Penyidik mencecar Airlangga, 60 tahun, dengan 46 pertanyaan seputar perannya dalam dugaan korupsi yang merugikan negara Rp6,47 triliun tersebut.
Puncaknya, pada Ahad pagi, 11 Agustus 2024 di Kompleks Widya Chandra, Jakarta Selatan, yang merupakan lokasi rumah dinas sebagai Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto mengumpulkan sejumlah pengurus Partai Golkar. Para pengurus partai beringin yang hadir tersebut diantaranya yakni Ahmad Doli Kurnia, Idrus Marham, Erwin Aksa, Rizal Mallarangeng, Maman Abdurrahman, dan Dito Ganundito.
Di hadapan mereka pula diketahui Airlangga Hartarto membuat rekaman video pengunduran diri sebagai Ketua Umum Partai Golkar yang kini tengah menuai sorotan dan menjadi perbincangan. (RN-TM)
Editor: Topan/ reaktifnews.com