Duh, Indeks Inovasi RI di ASEAN Masih Rendah

by -609 views
DR. Ir. Muhammad Hudori M.Si di acara penganugerahan daerah terinovatif atau Innovative Government Award (IGA) 2020 bersama Walikota Singkawang Tjhai Chui Mie,SE. (Foto/dok: Badan Litbang Kemendagri RI).
DR. Ir. Muhammad Hudori M.Si di acara penganugerahan daerah terinovatif atau Innovative Government Award (IGA) 2020 bersama Walikota Singkawang Tjhai Chui Mie,SE. (Foto/dok: Badan Litbang Kemendagri RI).

ReaktifNews.com – Mendagri RI, Prof. Drs. H. Muhammad Titto Karnavian, M.A., Ph.D., dalam sambutan yang dibacakan oleh Sekjen Kemendagri RI, DR. Ir. Muhammad Hudori, M.Si di acara penganugerahan daerah terinovatif pada Innovative Government Award (IGA) 2020 dihadapan Bupati dan Walikota penerima penghargaan, mengakui bahwa indeks inovasi atau daya saing Indonesia di tingkat global masih dibawah negara-negara sekawasan (ASEAN).

Indeks daya saing Indonesia di tatanan global berdasarkan laporan World Bank, dimana inovasi menjadi salah satu pilar pengukuran juga mengalami penurunan. Posisi negara Indonesia pada 2018 rengking 45, kembali menurun ke posisi 50 dari 141 negara pada 2019. Dalam konteks di negara-negara ASEAN, posisi pertama Singapura, Malaysia posisi 35 dan Thailand 40.

“Jadi bayangkan saja, kita masih berada di posisi 50 dalam konteks tatanan global berdasarkan laporan World Bank. Indikator global tersebut, cukup menjadi acuan dan tugas kita bersama dan terus memecahkan masalah-masalah secara solutif dan inovatif. Terutama persoalan yang menghambat investasi, yang berdampak pada perlambatan terwujudnya kesejahteraan masyarakat,” tutur Hudori, Jum’at (18/12/2020).

Muhammad Hudori juga menyinggung indeks inovasi manusia di tatanan global berdasarkan laporan INSEAD institut tahun 2020, posisi indonesia berdasarkan hasil pengukuran ini mengalami stagnasi. Posisi Indonesia tahun 2019 berada di posisi 85 dari 131 negara yang disurvei. Dari posisi Indonesia tersebut, masih berada dibawah negara-negara ASEAN lain seperti Brunei Darussalam di rengking 71, Philipina posisi 42, Thailand 43, Malaysia 35 dan Singapura 8.

Lebih lanjut dikatakan, inovasi bukan hanya jalinan urusan pemerintahan. Namun dalam pelaksanaannya inovasi harus ada dalam setiap napas urusan pemerintahan. Untuk itu inovasi seyogianya harus menjadi visi Pemda. Presiden melalui visi Indonesia Maju menekankan kepada aparatur negara untuk merubah paradigma dalam menyelesaikan berbagai masalah dalam penyelenggaraan pemerintahan.

“Saya ulangi lagi. Jadi kan ada yang disebut visi Pemda, ada yang disebut visi kepala daerah. Kalau sudah bicara visi, Pemda itu dimensinya 20 tahun jangka panjang dan 20 tahun itu bisa dijalankan dengan visi atau misi kepala daerah yang dilakukan dalam setiap 5 tahun. Saya kira visi ini harus sejalan dengan Indonesia Maju yang telah digagas oleh bapak Presiden,” ungkap Hudori.

Inovasi juga ditekankan jangan hanya sebatas pengetahuan belaka. Tetapi ini juga harus menjadi budaya. “Saya kira mudah-mudahan kita sepakat dalam ruangan yang terhormat ini. Sekali lagi ini harus menjadi budaya,” ujarnya.

Hudori juga berharap, inovasi menjadi katalisator untuk mempermudah pertumbuhan investasi dengan menghilangkan segala hambatan dalam birokrat terkait investasi mulai dari pusat hingga kedaerah. Dalam konteks pelayanan misalnya dikenal istilah lebih cepat (faster), lebih mudah (easier), lebih murah (cheaper), lebih pintar (smarter) dan lebih baik (better). Motto ini tidak hanya slogan, tetapi kita harus bisa jadikan landasan pokok dalam konteks ini.

“Dalam bahasa lain cut of cost the money. Memangkas jalur birokrasi yang panjang, memangkas waktu yang panjang atau cut of the time. Saya kira kita sepakat dengan UU No.11/2020 tentang Cipta Kerja, yang salah satunya adalah mempermudah investasi mulai dari pusat hingga ke daerah,” jelas Hudori. (top)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.