IPSM Terus Perjuangkan Rehumanisasi di Kota Singkawang

by -661 views
mardiana maya satriani
IPSM Terus Perjuangkan Rehumanisasi di Kota Singkawang. (Dok/Foto: reaktifnews.com/twa)

ReaktifNews.com (Singkawang, Kalbar) – Dalam hidup ini setiap manusia memiliki kodrat yang sama, baik kaya miskin, tua muda, sehat sakit, terpelajar atau tidak dan lain sebagainya. Manusia memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam lingkungan sosialnya dan secara naluriah setiap manusia memiliki keinginan untuk turut ambil bagian dalam lingkungan tersebut. Seiring berjalan waktu, manusia mulai terpisah-pisah, mereka mulai menciptakan gap-gap yang tidak kasat mata dan sebenarnya itu merupakan hasil pemikiran tanpa tahu fakta atau kebenarannya. Parahnya lagi, pemikiran yang salah itu dibawa secara turun temurun dan berubah menjadi stigma.

Ketua umum Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat (IPSM) Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar), Mardiana Maya Satriani, saat dijumpai mengatakan bahwa pihaknya hingga saat ini tetap fokus berjuang dalam hal rehumanisasi atau memanusiakan manusia kembali. Ketua umum IPSM Kalbar mengatakan hal tersebut, Sabtu (02/01/2021), di Kampung Berseri ASTRA yang merupakan kawasan permukiman eks-pasien kusta di Jalan Pertanian, Desa Sijangkung, Kecamatan Singkawang Selatan, Kota Singkawang.

“Misi memanusiakan manusia kembali melalui beragam kegiatan sosial kemanusiaan haruslah terus digaungkan. Apa lagi dalam kondisi pandemi Covid-19 seperti sekarang, dampaknya sangat kompleks. Bahkan menyentuh seluruh lapisan masyarakat tanpa terkecuali saudara-saudara kita di sini,” tutur perempuan yang kerap disapa Bunda Maya ini di sela rutinitasnya menyambangi warga kawasan tersebut .

Dikatakan pula bahwa pihaknya, khusus berkaitan dengan para eks-pasien kusta yang selalu ia lakukan pendampingan ini selain terus mendorong warga di permukiman tersebut dengan terus berupaya menghadirkan ragam program antara lain kesehatan termasuk protokol kesehatan (3M) untuk balita hingga lansia, mengajak keluarga aktif bergerak dalam ekonomi produktif, mensosialisasikan pengelolaan keuangan keluarga, meningkatkan ketahanan dan kemandirian keluarga serta mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera yang terangkum dalam usaha peningkatan pendapatan keluarga sejahtera (UPPKS).

“Jadi UPPKS ini merupakan salah satu program BKKBN, nah program ini juga kami lakukan pendampingan untuk saudara-saudara kita di sini. Goals yang ingin dicapai ya itu tadi, memanusiakan manusia. Pendek kata, stigma negatif terhadap saudara kita ini merupakan mindset yang keliru. Layaknya bagian dari saudara kita sendiri, tidak ada alasan bagi siapapun untuk menjauhi saudara sendiri,” terang Maya.

Menurut pengakuan Maya, peran Pemerintah Kota (Pemkot) Singkawang juga dalam memberikan perhatiannya kepada para warga eks-pasien kusta di permukiman ini juga dipandang sangat positif. “Dari mulai Wali Kota hingga ibu penggerak PKK dan dinas terkait, perhatian mereka jujur saya katakan sangat tinggi. Ya itu tadi, seperti yang saya katakan di awal. Kehadiran pemerintah selain sering datang menengok hingga mendorong melalui program-program pemerintah melalui dinas terkait. Syukur Alhamdulillah, biasa kita bikin bubur pedas, mie asin, makan bersama sambil mempererat silaturahmi di sini. Pokoknya ya itu tadi, support pemerintah luar biasa dan keliru jika masih ada masyarakat lain yang sinis dengan saudara kita di sini,” jelasnya.

Bunda Maya berharap agar diskriminasi khususnya terhadap warga eks-pasien kusta segera lenyap. Termasuk dengan segala potensi yang terkandung di kawasan eks-pasien kusta ini bisa dikembangkan menjadi kawasan yang lebih produktif bagi masyarakat setempat khususnya dan berdampak pada peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) Kota Singkawang umumnya.

“Saya berharap tidak ada lagi diskriminasi warga di sini. Bahkan bukan mustahil jika Pemkot juga bisa mendorong kawasan ini jadi agrowisata sesuai potensi di sini. Misalnya dikembangakan sentra tanaman herbal yang di masa covid ini memang dianjurkan. Ada gazebo dan tamana-taman untuk berswafoto, nah ini juga diantara cara menghapus stigma negatif itu,” pungkasnya. (top)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.