Seorang anggota DPRD Kota Singkawang terpilih pada Pemilu Legislatif 2024 lalu dari daerah pemilihan Singkawang Selatan, Kota Singkawang, Kalimantan Barat bakal dilantik menjadi dewan periode 2024-2029. Mengabaikan moral dan etika.
Museum Rekor Dunia Indonesia atau MURI sudah sepatutnya memberikan penghargaan atas peristiwa pelantikan Haji H sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Singkawang, Kalimantan Barat.
Sebab, cuma di kota Tertoleran se-Indonesia ini seorang pelaku pelecehan terhadap anak yatim sekaligus perempuan dibawah umur, yang semestinya ditangkap polisi, bisa menjadi anggota Dewan yang terhormat. Ini benar-benar rekor ganjil dan “trobosan” yang tak wajar.
Di sisi lain pada setiap pemilihan umum untuk wakil rakyat di parlemen terselenggara, masyarakat seantero negeri bahkan selalu berharap agar anggota dewan terhormat khususnya di DPRD Singkawang akan menjadi lebih baik sebagai lembaga negara terhormat.
Sejumlah 30 orang anggota dewan Singkawang yang merupakan pejabat publik tersebut harus menjunjung tinggi moral dan etika, benar-benar menunjukkan wibawa mereka sebagai wakil rakyat dengan bersikap terhormat: berjalan di atas rel aturan dan undang-undang.
Tidak semata dari partai Nasionalis, bahkan bagi seorang politisi yang berlatar belakang dari Partai Islam rahmatan lil ‘alamin. Masyarakat juga mengetahui bahwa oleh Presiden Partai mereka berulang kali turut ditegaskan agar sebagai kader partai, jika melanggar etika dan aturan hukum yang berlaku wajib mundur sebagai pejabat publik.
Tidak sampai disitu, kembali penegasan disampaikan oleh Presiden Partai mereka, para kadernya secara sadar harus mau mengundurkan diri jika terlibat dalam polemik di tengah masyarakat. Sikap itu mesti dipilih sebagai wujud kredibilitas partai yang telah memiliki kepercayaan dan nama besar sebagai salah satu parpol di Indonesia.
“Kita mohon kelegawaan antum semua untuk kita semua bersedia mengundurkan diri, jangan menimbulkan polemik di media karena berbagai hal yang kurang baik,” tutur Presiden Partai mereka saat Konsolidasi Nasional partainya di Jakarta lalu.
Presiden Partai mereka juga meminta dan dengan tegas menyerukan kepada para kadernya untuk setia berdiri di depan masyarakat.
Publik juga sangat memahami, terjadi kesalahan satu dua orang anggota dewan meski hal tersebut tidak merepresentasikan lembaga DPRD Singkawang secara keseluruhan, namun bak kata pepatah “Gegara Nila Setitik Rusak Susu Sebelanga”. (Redaksi)