REAKTIFNEWS.COM, Singkawang – Elemen mahasiswa Kota Singkawang bergerak. Para aktivis mahasiswa ini menyoal ragam masalah di Tanah Air Negeri Indonesia. Diantaranya mengenai wacana penundaan Pemilu, wacana jabatan presiden 3 periode, kelangkaan serta kenaikan minyak goreng, kelangkaan solar dan bahkan soal interpensi serta intimidasi terhadap kebebesan berekspresi maupun berpendapat bagi mahasiswa.
Aksi solidaritas mahasiswa kali ini diikuti oleh unsur HMI kota Singkawang, BEM STIT Singkawang dan BEM UT Poteng Singkawang berlangsung di gedung DPRD Singkawang, Selasa (12/04/2022).
“Aksi kami ini hari menyoal masalah terkini yang tengah dihadapi bangsa kita, yaitu menolak dengan tegas wacana jabatan presiden 3 periode, kelangkaan minyak goreng, solar dan kebebasan berekspresi serta berpendapat mahasiswa dan seluruh rakyat Indonesia sebagaimana telah lindungi oleh ketentuan Undang-undang mengenai kemerdekaan menyampaikan pendapat di Muka Umum,” tegas Ihsyan Sutrisno, dalam orasinya selaku ketua Umum HMI Cabang Singkawang.
Namun sangat disayangkan dalam aksi damai mahasiswa yang dikawal ketat oleh personil Polres maupun Satpol PP Singkawang tersebut tidak dihadiri oleh satupun dari 30 orang anggota dewan sehubungan di waktu yang sama para wakil rakyat di DPRD Singkawang tengah melakukan perjalanan dinas ke luar daerah Kalbar.
Alhasil segala tuntutan mahasiswa ini tidak dapat didengar dan disampaikan langsung kepada anggota DPRD kota Singkawang.
“Aspirasi yang kami bawa buat wakil rakyat ini cukup penting. Ini menyangkut persoalan demokrasi, kelangkaan minyak goreng dan solar tengah sangat membebani rakyat Indonesia. Tanpa terkecuali masyarakat Kota Singkawang Tercinta. Namun sangat disayangkan, tidak ada satupun anggota dewan terhormat yang menemui kami sesuai informasi pihak sekretariat DPRD” ujar Ihsyan.
Ihsyan menambahkan, jika penyampaian aspirasi mahasiswa berupa peryataan sikap yang telah diterima sekretariat DPRD kota Singkawang tidak ditindaklanjuti, maka mahasiswa akan turun kembali melakukan unjuk rasa gelombang ke dua dengan jumlah yang lebih besar.
Dikatakan mahasiswa lainnya, Purwanto, selaku Sekretaris Umum HMI Kota Singkawang menyebut bahwa mahasiswa kota Singkawang juga turut memperhatikan persoalan pembangunan yang tengah berlangsung di kota Singkawang.
Termasuk yang hingga saat ini masih dalam wacana serta dalam proses pembangunan. Dicontohkan misalnya Bandara Singkawang, 3 pintu gerbang, pembangunan pasar Beringin, termasuk soal pembangunan yang diduga melanggar Perda RTRW kota Singkawang.
“Selain unjuk rasa, kami ini sebetulnya mau mempertanyakan langsung ke anggota dewan yang terhormat mengenai persoalan atau progress pembangunan bandara, 3 pintu gerbang, pasar beringin, dan tak kalah penting pembangunan yang telah dilakukan namun melenceng dari RTRW kota Singkawang sebagaimana tercantum dalam Perda,” kata Purwanto.
Mengakhiri aksinya, perwakilan elemen mahasiswa Singkawang kemudian bersepakat dan menyampaikan melalui dua orang juru bicara aksi kali ini yakni kader HMI yang cukup dikenal tersebut terkait penegakan hukum di kota Singkawang.
Mereka menyebut soal indikasi korupsi di Singkawang agar segera dituntaskan oleh aparat penegak hukum. Mahasiswa memandang persoalan tersebut merupakan bentuk adanya Negara ditengah-tengah masyarakat yang butuh kepastian hukum. (Mambo)