ReaktifNews.com (Singkawang, Kalbar) – Sebuah pemerintahan kota yang ideal diharapkan lebih menfokuskan bagaimana rancang bangun organisasi pemerintah kota dalam menghadapi masalah – masalah perkotaan yang mendesak untuk dipecahkan. Serta business plan yang akan dikembangkan pada masing-masing kawasan.
Pesatnya pertumbuhan perekonomian Kota Singkawang sangat mempengaruhi percepatan perkembangan fisik kawasan kota yang ada. Hal ini sebanding dengan peningkatan kebutuhan ruang untuk menampung kegiatan akibat pertumbuhan ekonomi masyarakatnya.
Sejak awal, ruang Jalan Sejahtera atau Jalan Jend. Ahmad Yani di Kecamatan Singkawang Barat misalnya, memiliki potensi sebagai kawasan perdagangan pusat kota, dimana terdapat beberapa bangunan artefak bersejarah dengan arsitektur yang khas Singkawang (Pecinan). Sehingga saya berfikir, dalam hal ini sebenarnya lagi-lagi Pemerintah Kota (Pemkot) Singkawang sangat terbuka kesempatan untuk memadukan aktifitas komersial dengan aktifitas pariwisata.
Di kawasan yang saya sebut barusan, terdapat lorong-lorong jalan yang salah satu fungsinya sebagai lorong penghubung antara jalan utama yang satu dengan lainnya. Bagi saya atau kebanyakan orang Singkawang, kawasan Jalan Sejahtera misalnya, persis terbentang di tengah Kota Singkawang ini bukanlah suatu hal baru. Apa lagi dikawasan inipun ada salah satu ikon kaum penikmat cita rasa kopi, yakni Warung Kopi Nikmat.
Melintasi kawasan Jalan Sejahtera atau menapaki lorong-lorong berhampiran di kawasan itu, lagi-lagi bukanlah suatu hal yang baru bagi saya atau kebanyakan orang Singkawang. Kesannya biasa saja, yakni sekedar ingin menyingkat waktu menuju akses jalan lain yang letaknya berhampiran agar tidak memutar lumayan jauh jika berjalan kaki atau menggunakan kendaraan roda dua.
Disadari atau tidak oleh Pemkot Singkawang pada periode kepemimpinan Wali Kota Tjhai Chui Mie saat ini, sebenarnya sudah mulai menciptakan percikan-percikan konsep Haritage Street Galery atau jalan dengan konsep lukisan warisan keunikan sejarah. Menyangkut hal ini saya melihat lebih dominan di terjemahkan melalui Dinas Perkimta. Percikan-percikan itu menurut hemat saya, nyatanya berhasil mengisi ruang hampa di tengah kota dengan estetika tanpa mengganggu fungsi utama, semisal menghadirkan Public Corner. Sebagaimana juga pernah saya ulas secara singkat.
Lagi-lagi saya bermimpi dan bukan hal yang mustahil jika Kota Singkawang, entah dengan konsep Haritage Street Galery dalam satu kerangka Urban Tourism alias pariwisata perkotaan suatu saat nanti benar-benar dapat meningkatkan pendapatan daerah (PAD), lapangan kerja dan pajak untuk Kota Singkawang. Seperti halnya kota-kota lain di Indonesia yang telah mereguk nikmatnya sektor ini. *(top/Bersambung…)
