PANGGUNG politik Singkawang di hari-hari depan mendekati pendaftaran pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Singkawang yang dibuka KPU mulai 27 Agustus 2024 mendatang, dikaji dari sisi pengembangan masyarakatnya, akan memasuki tahapan “saling nyinyir” demi mempertahankan eksistensi pasangan calon dan bahkan setiap parpol pengusungnya.
Bahkan memasuki awal Agustus 2024 yang hanya menyisakan beberapa hari kedepan saja sudah terlihat jelas tanda-tanda kemungkinan panggung politik kita di Singkawang akan menampilkan episode-episode sinetron “Jegal, Jagal, dan Begal”.
Mungkin banyak pembaca REAKTIFNEWS yang berujar “Ah, ada-ada saja, mana mungkin.”
Nah, bagi awak di newsroom media ini yang justru memiliki data pendukung tidaklah sederhana dalam menyimpulkan. Sebut saja soal perombakan kepengurusan di DPD NasDem Singkawang melalui SK 174 yang ditandatangani Ketua Umum NasDem Surya Paloh dan Sekjend Hermawi F. Taslim di Jakarta pada 11 Juli 2024.
Termasuk hal yang menarik dari surat sakti DPP NasDem tersebut yakni dinobatkannya Husin selaku Ketua DPD NasDem Singkawang. Tidak lama berselang, pada 27 Juli 2024 keputusan pengunduran diri salah satu kader NasDem sekaligus figur yang cukup berpengaruh di Singkawang yang juga tengah terlibat dalam rangkaian kontestasi di Pilwako Singkawang saat ini, Dr. Hasan Karman, SH, MM.
Tentu masyarakat tidak perlu kaget, bahkan tidak perlu bergumam “wah” atau “wow”, sebab ini sebuah dinamika panggung politik. Para pemainnya juga sudah barang tentu sebagian besar adalah politisi, bahkan di antara mereka ada juga yang berperan sebagai sutradara.
Garis besar sinetron ini kemungkinannya ialah tiba-tiba nanti ada teriakan “Calonku dijegal”, atau di ujung sana “Awas ada jagal politik”, sementara di sana-sini tersebar (atau sengaja disebarluaskan) isu “Begal politik!”
Juntrung semua teriakan itu adalah “menuduh pihak lainlah” yang melakukannya. Sementara di kubu lain berkata “kami di sini baik-baik saja, kerja keras, dan berjalan sesuai aturan main Pilwako.”
Namun, yang sangat perlu dipahami adalah bahwa publik berharap mereka (para calon) bisa lebih serius untuk bertarung agar pesta demokrasi di Kota Singkawang semakin menarik dan masyarakat memiliki banyak pilihan.
Apabila dua poros bakal calon wali kota Singkawang sebagaimana diprediksi berbagai kalangan sebelumnya itu serius bertarung, maka tentu saja isu-isu mengenai lawan kotak kosong, isu begal partai dan seterusnya bakal terpental dengan sendirinya. Semoga! (RN-TIM)
Editor: Topan
Sumber: Reaktifnews.com/opini