REAKTIFNEWS.COM, Singkawang – Dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Nasional dan memupuk rasa cinta tanah air untuk Indonesia tahun 2022, Walikota Singkawang mengerahkan seluruh OPD hingga Organisasi Masyarakat (Ormas) yang ada di Singkawang untuk mensukseskan acara Senam Massal Indonesia Cinta Tanah Air (SICITA) pada Jumat 20 Mei 2022 lalu di Stadion Kridasana Singkawang.
Tjhai Chui Mie selaku Walikota Singkawang sekaligus kader PDI Perjuangan dinilai kurang cerdas dalam menterjemahkan intruksi dari DPP PDI Perjuangan berkenaan dengan kegiatan tersebut. Alasannya, SICITA dimaknai merupakan brand dari gawe partai penguasa yang tengah merayakan HUT ke-49 partai mereka tahun ini yang kemudian bertepatan pula dalam rangka Hari Kebangkitan Nasional untuk menorehkan rekor Museum Indonesia (MURI) secara hybrid.
Suara sumbang kian santer, manakala Walikota Singkawang mengintruksikan puluhan institusi di Singkawang melalui surat bernomor 005/1115/DISDIKBUD.SET-A. Surat tersebut antara lain berisi ketentuan bagi para peserta di senam massal dimaksud yang selanjutnya teknis pelaksanaan kemudian dikoordinir oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Singkawang.
Praktisi Hukum kota Singkawang Ridha Wahyudi menilai soal ribut-ribut senam SICITA di beragam media pemberitaan termasuk media sosial facebook justru sebuah cermin ketidakpuasan berbagai kalangan khususnya bagi publik kota Singkawang. Ia lantas menyarankan agar sebaiknya polemik tersebut dihentikan dan bagi pihak yang merasa hal tersebut menyalahi aturan agar melakukan upaya hukum formal.
“Saya pikir cukuplah polemik senam ini. Silahkan bagi mereka yang keberatan itu jika merasa ini menyangkut delik pembohongan publik, bisa langsung laporkan secara resmi ke pihak berwajib,” tegas Ridha Wahyudi yang merupakan alumni FH Brawijaya ini.
Lanjutnya, para pengguna medsos dari beragam kalangan tersebut hendaknya tetap menjaga dan menghormati sesama saudara sebangsa agar tak ada alasan untuk berkonflik yang mengakibatkan kerawanan sosial khususnya di Singkawang. Khususnya bagi oknum anggota dewan, Ridha Wahyudi berharap agar para anggota dewan Singkawang yang menggunakan medsos dalam menyampaikan informasi mestilah berlandaskan fakta dan tak menyerang pribadi lain termasuk Walikota dengan isu bohong dan ujaran kebencian.
“Media sosial jangan dijadikan ajang saling menghujat dan menebar kebencian namun lebih baik jika dijadikan media sosialisasi program politik masing-masing dewan itu.” kata Ridha, Senin (23/5) kepada reaktifnews.com.
Ridha kembali menegaskan agar berbagai persoalan yang ada di Kota Singkawang dan khususnya yang berbau politis tidak dibesar-besarkan lewat medsos apalagi jelang berakhirnya jabatan Walikota Tjhai Chui Mie.
“Ya itu, statemen saya sangat terang. Hentikan polemik senam di medsos, kalau ada yang merasa dirugikan silahkan laporkan. Tapi harus ada bukti kuat senam ini diorganisir Walikota untuk kepeningan parpol tertentu itu tadi. Kita siap dampingi selaku lawyer si pelapor,” pungkas Ridha Wahyudi yang juga unsur Yayasan Berdikari Singkawang ini. (*Top)