REAKTIFNEWS.COM, SINGKAWANG – Berdasarkan laporan yang dihimpun, pihak Bawaslu juga telah memetakan indikator TPS rawan yang banyak terjadi saat Pemilu yang dilansir Bawaslu melalui @bawasluri, Senin (12/2/2024) yakni:
– Terdapat setidaknya 125.224 TPS terdapat pemilih DPT yang sudah tidak memenuhi syarat.
– Tercatat 119.796 TPS yang terdapat Pemilih Tambahan (DPTb).
– Sejumlah 38.595 TPS yang terdapat KPPS yang merupakan pemilih di luar domisili TPS tempatnya bertugas.
– Ada 36.236 TPS yang terdapat kendala jaringan internet di lokasi TPS.
– Diketahui sejumlah 21.947 TPS yang letaknya berada didekat posko/rumah tim kampanye peserta pemilu.
– 8.656 TPS yang terdapat potensi Daftar Pemilih Khusus (DPK).
– 10. 794 TPS di wilayah rawan bencana (banjir, tanah longsor dan/atau gempa).
– Masih adanya 8. 099 TPS terkendala aliran listrik di lokasi TPS.
– Sejumlah 4.862 TPS dekat lembaga pendidikan yang siswanya berpotensi memiliki hak pilih.
– Keberadaan 4.211 TPS sulit dijangkau.
– Ada 3.875 TPS terdapat praktik pemberian uang atau barang pada masa kampanye dan masa tenang di sekitar lokasi TPS.
– 2.299 TPS yang memiliki riwayat terjadi kekerasan di TPS.
– 2.209 TPS memiliki riwayat intimidasi kepada penyelenggara pemilu.
– 2.021 TPS dekat wilayah kerja (pertambangan/pabrik).
– 1.989 TPS memiliki riwayat kekurangan atau kelebihan dan bahkan tidak tersedia logistik pada saat Pemilu/pemilihan.
– 1.578 TPS memeliki riwayat keterlambatan pendistribusian di TPS (maksimal H-1) pada saat Pemilu/Pemilihan.
– Masih adanya 1.582 TPS memeiliki riwayat kerusakan logistik/kelengkapan pemungutan suara pada saat Pemilu/pemilihan.
– 1.396 TPS memiliki riwayat kasus tertukarnya surat suara pada saat Pemilu/pemilihan.
– 1.205 TPS yang ASN, TNI/Polri, Kepala desa atau perangkat desa melakukan tindakan/kegiatan yang menguntungkan atau merugikan peserta Pemilu.
– Sejumlah 1.184 TPS di Lokasi Khusus.
– Masih ditemukan di sejumlah 1.031 TPS yang terdapat anggota KPPS yang berkampanye untuk peserta Pemilu.
– 14 TPS yang terdapat Praktik menghina/menghasut diantar pemilih terkait isu agama, suku, ras, antar golongan di sekitar lokasi TPS.
(top/tim/yd)