Devill Group Mulai Rambah Bisnis Properti

by -1,429 views
Hermanto Afung, bos Devill Engineering Singkawang.
Hermanto Afung, bos Devill Engineering serta Devill Residence Singkawang berikut penawaran properti kaveling di Sijangkung, Singkawang Selatan. (Foto: Fadli/ reaktifnews.com)

Singkawang, Reaktifnews.com — Makin membaiknya situasi Covid-19 yakni dari fase pandemi menjadi endemi, memicu akselerasi pemulihan ekonomi di tanah air. Melihat kecenderungan tersebut, menurut Direktur Devill Engineering Hermanto Afung, pihaknya sudah memprediksi dari tahun 2021 bahwa sektor properti merupakan salah satu sektor yang tahan akan terpaan dampak pandemi covid-19 maupun disrupsi digital. Kendati tingkat penjualannya sempat menurun, harganya dipastikan terus naik.

“Semua sektor industri sempat kontraksi akibat pandemi, bukan hanya properti,” ucap Hermanto Afung, Senin (30/1/2023).

Lanjutnya, perihal faktor yang menyebabkan bisnis properti lesu saat itu termasuk di Kota Singkawang, menurut Afung, bukan daya beli masyarakat. Saat jumlah kasus covid-19 tinggi, masyarakat khawatir beraktivitas di luar rumah. Pada saat bersamaan, kebanyakan pegawai perusahaan properti juga bekerja dari rumah (work from home).

Sementara itu, berlaku kebiasaan masyarakat ingin lebih dulu melihat lokasi berikut rupa unit saat hendak membeli. “Faktornya, karena tidak ada titik temu saja, di antara kebiasaan masyarakat itu dengan kekhawatiran di tengah situasi kasus covid-19 yang tinggi. Istilah saya, saat itu daya beli tertunda, bukan menurun,” tutur Afung.

Dengan alasan tersebut pula Devill Engineering Group sebagai promotor utama Devill Residence dengan mantap di tahun 2023 mulai merambah peluang dan potensi bisnis properti dimaksud.

“Devill group mau maksimalkan peluang properti tersebut tahun ini. Sebagai pendatang baru, kami perlu support dan masukan dari berbagai element. Devill group mengajak pemerintah kota singkawang bersinergi, supaya permukiman penduduk kota ini lebih sehat dan penataan pemukimannya lebih rapi,” terang Afung yang juga tercatat sebagai Ketua PSSI Singkawang periode 2019-2020 tersebut.

Afung meyakinkan bahwa tantangan generasi milenial harus memaknai properti bermanfaat sebagai investasi, bukan semata hunian semata. Apa lagi fenomena sandwich generation yang mesti dihadapi generasi milenial. Definisi sandwich generation, yakni orang dewasa yang menaggung biaya dua generasi sekaligus, orangtua beserta anaknya. Berinvestasi merupakan pilihan solusi menghindari dari sandwich generation. Apalagi berdasarkan data, hanya 5,34% penduduk Indonesia yang sudah memiliki dana pensiun.

“Teman terbaik investasi merupakan waktu. Lebih cepat berinvestasi, makin baik. Dalam berinvestasi, perlu juga memperhatikan angka return yang di atas inflasi. Nah, kita start kaveling di sijangkung singkawang selatan dan gang rukun singkawang tengah,” pungkas Kepala Cabang Yamaha periode 2005-2018 serta Kepala Pembiayaan Fortuna Multi Finance periode 2002 ini. (Fandi/ Reaktifnews.com)

 

Editor|Redaksi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.