Masih Oranye, Keselamatan Siswa dan Guru Jadi Prioritas

by -524 views
kadis pendidikan dan kebudayaan singkawang nadjib
Kadis Dikbud Kota Singkawang H. M Nadjib. (Foto/Dok: reaktifnews.com/twa)

ReaktifNews.com (Singkawang, Kalbar) – Pemerintah Kota (Pemkot) Singkawang tidak ingin main-main soal keselamatan siswa dan guru soal keputusan untuk memulai pembelajaran tatap muka pada Januari 2021. Kepala Dinas (Kadis) Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kota Singkawang, H. M Nadjib mengakui bahwa menjalankan pendidikan di masa pandemi Covid-19 bukan hal yang mudah. Segala aspek dipertimbangkan oleh pihaknya, faktor kesehatan dan keselamatan peserta didik menjadi prioritas dan tidak bisa di tawar-tawar.

“Pembelajaran tatap muka 4 Januari 2021 belum dapat dilaksanakan. Hal ini mengingat beberapa faktor, antara lain mengedepankan keselamatan siswa dan guru,” ujar Kadis Dikbud Kota Singkawang H. M Nadjib dalam konferensi pers, Rabu (30/12/2020).

Lebih lanjut dikatakan, hal ini juga dalam rangka menindaklanjuti surat keputusan bersama (SKB) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada Smester Genap Tahun Ajaran dan Tahun Akademik 2020/2021 di Masa Pandemi Covid-19 serta melihat kondisi di Singkawang saat ini maka izin pembelajaran tatap muka yang sedianya dilakukan pada 4 Januari 2021, belum bisa dilaksanakan.

Satuan tugas (Satgas) Covid-19 Kota Singkawang juga sudah menindaklanjuti hal tersebut dengan pertemuan yang dilaksanakan pada tanggal 8 Desember 2020, namun dengan catatan pembalajaran tatap muka bisa dilaksanakan jika Kota Singkawang sudah di zona kuning. “Sementara sampai saat ini kota Singkawang masih di zona oranye,” jelasnya.

Pertimbangan selanjutnya bahwa pembelajaran tatap muka juga dimungkinkan jika para guru dan tenaga kependidikan di sekolah tersebut telah melaksanakan test Swab-PCR. Swab adalah cara untuk memperoleh bahan pemeriksaan ( sampel ). Swab dilakukan pada nasofaring atau orofarings. Pengambilan ini dilakukan dengan cara mengusap rongga nasofarings dan atau orofarings dengan menggunakan alat seperti kapas lidi khusus. Sementara PCR adalah singkatan dari polymerase chain reaction. PCR merupakan metode pemeriksaan virus SARS Co-2 dengan mendeteksi DNA virus. Uji ini akan  didapatkan hasil apakah seseorang positif atau tidak SARS Co-2.

“Sampai hari ini, pelaksanaan test sweb Pcr untuk kalangan guru dan tenaga kependidikan belum dapat dilaksanakan,” ujar Nadjib.

Hal selanjutnya juga mempertimbangkan soal banyaknya hari libur di akhir tahun 2020 yang termasuk diantaranya Natal dan tahun baru 2021. Hal ini berdampak pada tingginya mobilitas orang di Kota Singkawang, untuk itu kondisi tersebut patut menjadi kekhawatiran bersama. “Dampak libur akhir tahun serta pertimbangan keselamatan anak-anak kita, maka kita tunda sampai dengan melihat perkembangan lebih lanjut,” tuturnya.

Dalam kesempatan itu pula Nadjib meminta maaf kepada orangtua, wali siswa para guru, kepala sekolah termasuk para siswa di Kota Singkawang khususnya yang selama ini sudah bersusah payah dan menyiapkan segala sesuatunya untuk mengikuti rencana pembelajaran tatap muka pada Januari tahun 2021 yang akhirnya ditegaskan bahwa memang belum dapat dilaksanakan.

“Saya minta maaf kepada semua pihak, namun saya juga sangat menghargai kesabaran serta pengertian kita semua bahwa keselamatan anak-anakkita, guru-guru kita menjadi hal yang lebih utama untuk dikedepankan,” pungkas Nadjib. (top)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.